Ditulis oleh Ramadhan wahyu
Orbital elektron dan tingkat energi dari sistem elektron banyak diklasifikasikan menjadi 1s, 2s, 2p, 3s, 3p, 3d, dan seterusnya dalam kasus atom-atom hidrogenik. Masalahnya adalah bagaimana elektron-elektron tersebut didistribusikan ke dalam orbital elektron. Apakah seluruh elektron digabungkan ke dalam orbital yang paling stabil yaitu orbital 1s dengan energi terendahnya? Kesimpulan dari teori kuantum adalah bahwa hanya ada dua elektron yang dapat menempati orbital yang sama. Aturan ini berkaitan dengan momentum sudut khusus yang disebut sebagai spin elektron.2.4.1 Landasan eksperimental untuk spin elektron.
Keberadaan spin elektron dibuktikan melalui beberapa eksperimen.- Eksperimen berkas atom oleh Stern dan Gerlach Aliran atom dapat dihasilkan dalam sebuah ruang vakum melalui nozel setelah melakukan evaporasi perak atau logam alkali dengan pemanasaan. Aliran atom yang demikian itu dalam vakum disebut sebagai berkas atom. O. Stern dan W. Gerlach menemukan pada tahun 1922 bahwa berkas atom perak atau atom natrium, yang memiliki hanya satu elektron pada kulit terluar, berpisah membentuk dua garis dalam sebuah medan magnet tidak homogen (Gambar 2.7). Eksperimen ini memberikan gambaran bahwa sebuah elektron memiliki sebuah momen magnetik, yang merupakan sifat magnetik yang berkaitan dengan arus listrik melingkar.
- Garis ganda (doblet) dalam spektrum atom logam alkali Sebuah warna oranye dari reaksi pembakaran natrium dapat dipancarkan dari lampu lecutan listrik dengan uap natrium. Garis-garih hitam (Garis Fraunhofer) ditemukan dalam spektrum dari matahari terdiri dari garis-garis dengan panjang gelombang yang sama sebagaimana spektrum natrium dan disebut sebagai garis-garis D. Garis-garis D dari natrium berasal dari transisi antara tingkat 3s dan 3p dan pada garis-garis itu diamati terdiri dari dua garis yang berdekatan (doblet) pada panjang gelombang 5895.93 Å dan 5889.97 Å. Doblet seperti itu juga ditemukan pada atom alkali yang lain dan jarak pemisahannya diketahui akan semakin membesar dengan susunan Li < Na < K < Rb < Cs. S.A. Goudsmit dan G.E. Uhlenbeck mengusulkan bahwa pemisahan garis spektra disebabkan oleh momen magnetik dari sebuah elektron yang berkaitan dengan gerakan melingkarnya. Karena momentum sudut dikaitkan dengan gerakan melingkar dari sebuah muatan listrik, momentum sudut ini yang menjadi asal usul momen magnetik dari sebuah elektron. Momentum sudut yang yang berkaitan dengan gerakan melingkar oleh sebuah elektron disebut sebagai spin elektron.
Gambar 2.7 Eksperimen berkas atom oleh Stern dan Gerlach.
2.4.2 Operator, fungsi eigen, dan bilangan kuantum untuk spin elektron
Dalam usaha untuk membahas spin elektron dalam mekanika kuantum, operator harus diperkenalkan seperti pada momentum sudut orbital. Marilah kita menuliskan momen sudut spin sebagaiMeskipun sifat yang khusus dari momentum sudut spin sangat sulit untuk dimengerti secara konseptual, perhitungan dan perlakuan matematikanya sangatlah sederhana. Karena hanya ada dua keadaan, maka hanya terdapat dua buah fungsi eigen. Biasanya fungsi spin berkaitan dengan dengan ms = 1/2 dinyatakan sebagai α, dan fungsi spin yang lain untuk ms = -1/2 dinyatakan sebagai β.
Meskipun keberartian dari koordinat spin σ tidak jelas, kita tidak perlu untuk memperhatikan apa yang direpresentasikannya. Koordinat spin adalah koordinat ke empat yang mengkuti tiga koordinat untuk posisi dalam ruang tiga dimensi. Secara formal, nilai yang dimungkinkan untuk koordinat spin hanya ada dua kasus yaitu orientasi keatas σ =↑ dan orientasi ke bawah σ = ↓.
Dalam mekanika kuantum, beberapa integral perlu dihitung dalam kaitannya dengan probabilitas dan normalisasi. Sebagaimana untuk spin, sebuah penjumlahan yang sederhana untuk dua koordinat saja, ↑ dan ↓, yang perlukan. Sebagai contoh persamaan (2.46) akan menghasilkan
Untuk sebuah fungsi ψ dari sebuah elektron dengan memperhatikan spin elektron, terdiri dari variabel untuk koordinat spasial x, y, z dan koordinat spin σ. Jika komponen dari spin elektron sz memiliki suatu nilai nilai yang pasti, fungsi spin dapat terdiri dari α atau β. Ini akan memberikan keadaan bahwa fungsi orbital spasial unt uk koordinat kartesian φ(x,y,z) menghasilkan pasangan fungsi gelombang berikut untuk elektron-elektron yang di akomodasi dalam orbital spasial ini.
2.4.3 Batasan pada fungsi gelombang elektron banyak dan prinsip Pauli.
Pertanyaan tentang berapa banyak elektron yang dapat menempati sebuah orbital atomik seperti pada orbital 1s adalah masalah yang sangat penting dalam hubungannya dengan spektra atomik dan sifat-sifat atomiknya. Solusi dari masalah ini diberikan oleh Pauli pada tahun 1924 dan aturan ini disebut sebagai prinsip Pauli atau prinsip eksklusi Pauli.[Prinsip Pauli (Prinsip eksklusi)]
Setiap orbital dapat ditempati oleh sebuah elektron dengan spin α atau spin β, akan tetapi ia tidak dapat ditempati oleh dua atau lebih elektron dengan spin yang sama.Aturan ini ditetapkan oleh Pauli berdasarkan hasil eksperimen seperti pada spektra atomik. Hal yang sangat penting adalah bahwa setiap elektron memenuhi aturan ini, dalam hubungannya dengan pembentukan fungsi gelombang elektron banyak.
Marilah kita meninjau dua elektron. Satu terletak pada sebuah koordinat q1 dan yang lain pada q2. Keadaan ini dinyatakan dengan sebuah fungsi gelombang yang ditulis sebagai Ψ(q1,q2). Hal yang sama sebuah keadaan untuk dua elektron dengan koordinat yang saling bertukar dapat ditulis sebagai Ψ(q1,q2). Meskipun Ψ(q1,q2) dan Ψ(q2,q1) secara matematika berbeda ekspresi yang menyatakan penomoran elektron-elektron sebagai 1 dan 2, kita tidak dapat mengenal setiap perbedaan dalam dalam penomoran ketika kita mengamati elektron. Ini akan mengakibatkan bahwa probabilitas untuk menemukan elektron nomor 1 pada q1 dan elektron nomor 2 pada q2 harus sama dengan probabilitas untuk menemukan elektron nomor 1 pada q2 dan elektron nomor 2 pada q1. Kondisi ini dinyatakan dengan persamaan berikut.
Sif at dari partikel akan menentukan yang mana dari dua kemungkinan tersebut yang dapat terjadi.
- Untuk tanda yang tidak berubah dengan sebuah perkalian +1, fungsi gelombangnya simetrik terhadap pertukaran koordinat dan partikel tipe ini disebut sebagai partikel Bose atau boson.
- Untuk tanda yang berubah dengan sebuah perkalian -1, fungsi gelombangnya antisimetrik terhadap pertukaran koordinat dan partikel tipe ini disebut sebagai partikel Fermi atau fermion.
Jika sebuah fungsi gelombang simetrik diijinkan untuk elektron-elektron, ini akan berlawanan dengan prinsip Pauli. Sebagai contoh, marilah kita mengasumsikan bahwa terdapat dua elektron menempati orbital 1s dengan spin α. Fungsi gelombang Ψ yang berkaitan dengan asumsi ini dinyatakan dengan fungsi orbital φ1s sebagai berikut.
Di sisi lain, untuk fungsi gelombang yang simetrik, tidak ada keadaan yang berlawanan dengan prinsip Pauli yang dapat diterima. Gambaran ini dapat dengan mudah dilihat ketika sebuah fungsi gelombang determinan, yang diusulkan oleh J. C. Slater dan disebut sebagai determinan Slater, digunakan.
Marilah kita memperkenalkan fungsi orbital ψ1, dan ψ2 yang juga terkandung koordinat spin sebagai tambahan dari koordinat spasial. Kita menulis fungsi gelombang Ψ untuk sistem dengan 2 elektron sebagai determinan berikut.
Sekarang kita mengasumsikan lagi bahwa ada dua elektron yang menempati orbital 1s dengan spin yang sama yaitu spin α. Dalam kasus ini , ψ1 = φ1s .α, ψ2 = φ1s .α, atau ψ1s = ψ2. Dengan demikian, kita dapat mengabaikan indeks dengan ψ1 = ψ2 = ψ. Fungsi gelombang determinan untuk sistem ini akan menjadi
Karenanya, lebih mudah untuk menyatakan sebuah fungsi gelombang atom banyak sebagai sebuah determinan dari sebuah matrik dengan di dalamnya tersusun fungsi orbital. Sebuah fungsi gelombang determinan dibentuk dari fungsi orbital ternormalisasi sebagai sebuah fungsi untuk elektron banyak, dengan menyatakan bahwa sebuah faktor 1/N! ada di dalamnya. Dalam usaha untuk menyatakan sebuah fungsi gelombang determinan dalam bentuk yang singkat, kita dapat menuliskannya sebagai |ψ1ψ2…ψN| melalui sebuah barisan fungsi orbital {ψ1i} di antara sebuah pasangan garis vertikal.
Sebuah susunan dari fungsi orbital dalam sebuah bentuk matriks adalah ekivalen dengan membuat sebuah konfigurasi elektron yang berkaitan dengan keberadaan elektron pada masing-masing orbital. Ini, dengan kata lain mengakibatkan bahwa elektron akan menempati tingkat energi masing-masing. Dengan demikian, keadaan di mana elektron menempati orbital atau tingkat tertentu disebut sebagai konfigurasi elektron atau konfigurasi elektronik. Fungsi gelombang determinan digunakan sebagai perumusan matematik dari konfigurasi elektron. Metoda konseptual untuk membuat konfigurasi elektron dapat dipahami sebagai pengisian orbital oleh elektron.
Pembentukan fungsi gelombang determinan tidak memiliki kelebihan fisik yang penting jika nilainya sama dengan nol berlawanan dengan keberadaan elektron-elektron. Untuk dapat menghindari situasi yang tidak wajar, kehati-hatian harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak ada fungsi orbital yang identik yang berada dalam barisan orbital dalam determinan atau dengan kata lain, kita tidak menggunakan kombinasi yang sama dari sebuah fungsi koordinat spasial dan sebuah fungsi spin lebih dari sekali dalam determinan. Penggunaan fungsi gelombang determinan menjamin dipenuhinya sifat antisimetrik elektron, dan karenanya konfigurasi elektron yang tidak sejalan dengan prinsip Pauli secara otomatis dapat dihindari karena nilai dari determinan yang demikian itu sama dengan nol.
0 komentar:
Posting Komentar