Ditulis oleh Ramadhan wahyu
Dalam bagian sebelumnya kita mempelajari hubungan antara kemiringan potensial adiabatik dan gaya ikat. Dalam bagian ini kita akan mempelajari bagaimana gaya-gaya ikat yang menghubungkan inti atom berkaitan dengan perilaku mekanika kuantum dan menjelaskan hal yang menyebabkan ikatan kimia.Gaya-gaya yang bekerja pada inti dan teorema elektrostatik Feynman
Gaya yang bekerja pada masing-masing atom dapat dihitung melalui proses diferensiasi potensial diabatik u terhadap masing-masing koordinat inti. Sebagai contoh, gaya yang bekerja pada inti A (FA)x, sepanjang koordinat x (xA) diberikan oleh persamaan berikut.Gaya yang bekerja pada inti dapat diekspresikan dengan kerapatan elektron sebagai berikut.
[Teorema elektrostatik Feynman]
Gaya yang bekerja pada sebuah inti merupakan gaya resultan dari penjumlahan semua gaya tolak-menolak elektrostatik yang disebabkan oleh seluruh kerapatan elektron. Ini disebut sebagai teorema elektrostatik Feynman.Dikarenakan gaya resultan adalah sebuah besaran vektor, penjumlahannya harus dilakukan dengan memperhatikan arah. Sebagaimana telah dipelajari pada Bab 1, gaya elektrostatik yang bekerja pada atom A , yang berada pada posisi vektor RA, dengan sebuah bilangan atom ZA dan dengan muatan listrik QA = ZAe yang disebabkan oleh sebuah muatan listrik Q yang ditempatkan pada sebuah vektor posisi r diberikan oleh
Argumen-argumen di atas akan memberikan teorema berikut.
[Teorema] Gaya elektrostatik yang bekerja pada sebuah partikel bermuatan sama dengan gaya resultan dari seluruh reaksi terhadap gaya-gaya pada partikel bermuatan yang lain yang disebabkan oleh partikel itu sendiri.
Dengan menggunakan teorema ini dan perumusan medan listrik, maka sebuah ekspresi matematika untuk vektor gaya FA yang bekerja pada sebuah inti A yang berasal dari teorema elektrostatik Feynman dapat ditulis sebagai berikut.
b. Daerah ikatan dan daerah anti ikatan
Apakah kerapatan elektron akan memberikan gaya tarik-menarik atau tolak menolak, hal itu akan bergantung secara sederhana pada di daerah mana kerapatan elektron tersebut diletakkan secara spasial. Dalam usaha untuk memahami hal ini, marilah kita mempelajari dua kasus yang ditunjukkan dalam Gambar 4.3, (a) sebuah elektron diletakkan di tengah antara dua buah proton dan (b) sebuah elektron diletakkan di luar pada jarak setengah dari jarak antara proton.Dalam kasus (a), jarak antara elektron di titik tengah dan sebuah proton adalah setengah dari jarak antara proton dan dengan demikian gaya tarik-menarik pada proton yang disebabkan oleh elektron adalah empat kali lebih besar dibandingkan dengan gaya tolak menolak antar proton (lihat Contoh 1.2). Pada situasi (a), kedua proton akan mendekat satu dengan yang lainnya, disebabkan oleh gaya tarik-menarik elektron melebihi gaya tolak antara proton. Dalam kasus (b), proton berada dekat dengan elektron akan tertarik keluar oleh elektron dengan besaran gaya yang sama dengan kasus dalam (a), dimana proton yang lain dalam jarak yang jauh ditarik kearah yang sama akan tetapi sangat lemah dengan besaran (1/3)2 kali dari gaya yang bekerja pada proton dalam jarak yang pendek. Meskipun dalam kasus ini elektron menarik kedua proton ke arah kanan, proton yang terdekat akan tertarik lebih kuat dan akan mengakibatkan pemisahan relatif dari proton. Efek yang terjadi dalam (b) akan mempercepat gaya tolak-menolak antara dua buah proton.
Gambar 4.3 Daerah ikatan dan daerah anti ikatan.
Berdasarkan pada ilustrasi dalam Gambar 4.3, gaya-gaya pada sebuah pasangan muatan positif yang disebabkan oleh muatan negatif dapat diklasifikasikan dalam kasus-kasus sebagai berikut.(1) Gaya yang disebabkan oleh muatan negatif mengikat dua buah inti secara relatif.
(2) Gaya yang disebabkan oleh muatan negatif memisahkan dua inti secara relatif.
Klasifik asi ini membagi setiap titik spasial ke dalam daerah terikat (daerah ikatan) dan daerah tidak terikat (daerah anti ikatan) atau perbatasan antara daerah terikat dan tidak terikat.
Ketika sepasang inti saling tarik-menarik oleh gaya yang disebabkan oleh kerapatan elektron dalam daerah terikat, yang menghilangkan gaya tolak-menolak di antara mereka, inti-inti tersebut secara bersama-sama terikat dan membentuk ikatan. Mekanisme ini akan menghasilkan sebuah ikatan kimia yang disebabkan oleh perilaku kerapatan elektron. Ketika sebuah ikatan kimia telah dihasilkan donasi-resepsi oleh oksidasi-reduksi, penyerapan cahaya atau variasi dari vibrasi distribusi elektron yang disebabkan oleh atom atau molekekul lain dapat menyebabkan perubahan pada keseimbangan antara gaya ikat dan gaya anti ikatan. Bergantung pada situasi, ikatan dapat dikuatkan dan menjadi pendek dan kebalikannya ikatan dapat dilemahkan dan menjadi panjang atau bahkan terputus. Dalam cara ini, bergantung pada bagaimana kerapatan elektron terdistribusi pada daerah ikatan dan anti ikatan, ikatan-ikatan kimia dapat dibuat atau diputus.
Teorema virial
Kita telah mempelajari bahwa gaya ikatan disebabkan oleh aksi dari kerapatan elektron. Teorema elektrostatik Feynman, akan tetapi, akan kehilangan signifikansinya jika kerapatan elektron tidak secara akurat diperoleh. Kerapan elektron yang akurat memerlukan fungsi gelombang yang akurat. Dalam usaha untuk melakukan tes terhadap akurasi fungsi gelombang, teorema virial berikut sering digunakan.Teorema virial dinyatakan dengan menggunakan jarak antar inti R sebagai berikut.
0 komentar:
Posting Komentar